Welcome To My Blogspot dwigautamaputra.blogspot.com

Wednesday, November 11, 2009

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Pendidikan Agama Buddha adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhalak mulia, serta peningkatan potensi spiritual sesuai ajaran Buddha.
Agama memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewudutkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. pendidikan agama dijalankan melalui pendidikan baik pendidikan dilingkungan keluarga sekolah maupun masyarakat.
Pendidikan agama dimaksutkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta peningkatan potensi spiritual. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujutan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spiritual mencangkup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan serta penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individu ataupun kolektif kemasyarakatan.peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimali sasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualinya mencerminkan harkat dan martabat sebagai mahluk tuhan.

PERAN GURU DALAM PERSPEKTIF BUDDHIS

PERAN GURU DALAM PERSPEKTIF BUDDHIS
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Memasuki era globalisasi, perhatian mengenai masalah pendidikan di indonesia mulai menghangat kembali dimana-mana. Pendidikan yang dilakukan dilembaga pendidikan baik formal non formal maupun informal sangat memberikan bantuan kepada masyarakat, dimana seorang guru memiliki banyak peran; sebagai tenaga profesionalis, sebagai fasilitator, pembimbing, motivator, konselor, dan masih banyak lagi peran seorang guru.
Dalam menjalankan tugasnya nanti akan dapat terlihat bagaimana seorang guru memberikan pendidikan di sekolah sehingga peserta didik mampu menerima materi yang diberikan oleh guru disekolah. Bukan hanya itu saja peran seorang guru disekolah, di lingkungan masyarakat, seorang guru dipandang sebagai seorang yang tinggi dan sangat dihormati, disegani, sesuai dengan profesinya.
Dalam konsep pendidikan buddhis, setiap orang merupakan majikan atas dirinya dirinya sendiri. Para guru seharusnya tidak membentuk muridnya menurut keinginan sang guru.

DANA DALAM PANDANGAN AGAMA BUDDHA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan perumah tangga mengharapkan adanya kebahagian dalam hal ini salah satunya dengan mengamalkan dāna. Secara universal, praktek memberi (berdana) dikenal sebagai salah satu keluhuran manusia yang paling mendasar, sesuatu yang membuktikan kedalaman sifat manusiawi dan kemampuan seseorang untuk transenden diri. (Bodhi 2005:1)
Sebelum mengerti ajaran lebih maju yang berkenaan dengan empat kebenaran mulia. Sang Buddha membimbing para siswa dengan mengajarkan praktek yang dilaksanakan secara bertahap, yaitu; menguraikan pentingnya berdana, hidup bersusila, tumimbal lahir di surga sebagai akibat dari perbuatan baik, akibat mengumbar nafsu-nafsu, dan manfaat melepaskan diri dari semua ikatan duniawi. (Widyadharma, 1999:56)
Pelaksanaan berdana seseorang mengembangkan sifat bermurah hati, bentuk dasar dari pengorbanan untuk menghilangkan kekikiran yang mementingkan diri sendiri, memberikan bagian yang dimilikinya demi meringankan penderitaan orang lain. “Memberi makanan, seseorang memberi kekuatan; memberi pakaian, seseorang memberi keindahan; memberi penerangan, seseorang memberi pengelihatan; memberi angkutan, seseorang memberi kesenangan” (S.i.31) Pelaksanaan yang di lakukan secara bertahap oleh masyarakat Buddhis akan memperoleh ketenangan yang membawa kemajuan batin
Penulis tertarik untuk membahas lebih lanjut dengan menjadikan pembahasan dalam bentuk Makalah